12 Video Game yang Paling Mengecewakan di Tahun 2019

Tinggal hitungan hari lagi kita akan berpisah dengan tahun 2019. Banyak sekali hal yang telah dilalui, baik hal buruk maupun hal baik. Termasuk dalam industri video game. Drama dan kontroversi selalu menjadi bahasan hangat yang tak pernah pudar. Tak terkecuali game yang didesain dengan sangat buruk berkat tuntutan ekonomi. Menjadikannya salah satu game yang paling mengecewakan tahun ini. Apa saja gamenya? Berikut daftar game paling mengecewakan di tahun 2019 versi Gamebrott.

Daftar isi

12. Team Sonic Racing

Bisa lari kencang namun masih menggunakan mobil. Memang terdengar menggelikan untuk Sonic yang harus berperan seperti itu di game terbarunya Team Sonic Racing. Sayang, gamenya yang satu ini justru jatuh menjadi sebuah kekecewaan yang mendalam. Usahanya untuk menyaingi Crash Team Racing kandas berkat fokusnya pada karakter dan kustomisasi mobil dibanding harus fokus pada trek dan mekanik balapannya. Formulanya yang sangat simple buatmu akan lebih memilih Crash Team Racing dibanding game milik SEGA tersebut.

11. Dollhouse

Promosinya yang kurang, buat banyak orang tak mengetahui keberadaan game indie horor Dollhouse. Namun tenang, kamu tak perlu membeli bahkan memainkannya karena game ini berakhir sangat mengecewakan. Berbeda dari game horror pada umumnya, game ini tak miliki elemen horror yang seharusnya ada seperti hantu atau anak kecil yang menyeramkan.

Ia hanya terbatas pada game puzzle dalam stage labirin di mana kamu akan dikejar oleh boneka raksasa, menghindari jebakan, dan lari dari serangan manekin. Levelnya yang didesain dengan sistem “procedurally generated” alias diproduksi secara otomatis dengan template yang sudah dibuat membuatnya terasa repetitif dalam enam stage yang diberikan.

10. Tom Clancy’s Ghost Recon Breakpoint

Tom Clancy’s Breakpoint sekilas memang mencoba hadirkan nuansa super baru bagi seri Ghost Recon. Membawa berbagai elemen dari iterasi sebelumnya dan game Ubisoft yang lain seperti looting dengan tingkat kelangkaan item, lengkap dengan menyewa aktor ternama untuk menjadi salah satu tokoh antagonis utamanya. Rupanya tak membuat gamenya menjadi lebih baik.

Nyatanya, meskipun dari segi mekanik gamenya cukup seru untuk dimainkan. Ghost Recon Breakpoint justru menghadirkan kisah yang cukup buruk. Beberapa elemen yang mereka pinjam juga jadikan gamenya tak miliki identitas sama sekali. Belum termasuk beberapa masalah teknis, bug, dan yang lain. Membuatnya menjadi always online juga sangat merepotkan bagi player ketika koneksi internet sedang kacau balau. Kegagalan ini bahkan diakui oleh Ubisoft yang berimbas dengan penundaan game milik mereka selanjutnya yakni Watch Dogs Legion.

9. Shenmue 3

Shenmue menjadi salah satu sorotan dunia berkat keklasikannya saat dirilis di Sega Dreamcast. Seri keduanya yang berakhir lebih dulu membuatnya harus usai begitu saja berkat ketidakinginan Sega untuk melanjutkan bisnis console video game. Pada E3 2016 yang lalu, fans akhirnya dapatkan jawaban akhir kisahnya dengan pengumuman iterasi ketiganya sebagai Kickstarter.

Setelah mengalami beberapa kali penundaan dan sempat terjaring kasus kontroversi kerjasama eksklusif publishernya, Deep Silver dengan Epic Games. Shenmue 3 akhirnya dirilis pada bulan November 2019 silam. Sayangnya, respon para fans tidak begitu baik. Gamenya didesain dengan mekanik jadul yang seharusnya sudah berkembang sangat pesat sekarang. Membuat gamenya hanyalah sebuah pemuas nafsu untuk para fans setia tanpa adanya perubahan sama sekali.

8. Far Cry New Dawn

Menjadi game spin-off seharusnya bukan menjadi alasan untuk membuat franchisenya menjadi buruk. Sayangnya, hal ini terjadi di Far Cry New Dawn. Mencoba untuk berubah menjadi lebih baik, Ubisoft hanya menggunakan kembali beberapa elemen dari iterasi sebelumnya. Bersetting 17 tahun setelah event Far Cry 5, New Dawn mencoba mengenalkan kita pada cerita yang lebih gelap lagi.

Sayangnya, gamenya hanya meniru iterasi ketiga dengan map luas dan target dua tokoh antagonis utama psikopat, Mickey dan Lou. Kedua karakter tersebut sayangnya tak bisa satu level dengan Vaas Montenegro atau keluarga Seed yang fanatik. Buat gamenya tak terjual dengan sangat baik sejak perilisannya.

7. Days Gone

Game eksklusif Sony Interactive Entertainment selalu miliki ciri khas utama yakni pada cerita. Namun, sepertinya Days Gone tidak bisa memenuhi ekspektasi tersebut. Ia menjadi salah satu game paling biasa dari game eksklusif PlayStation 4 lain. Bagaimana tidak? Game ini menggunakan mekanik yang kurang lebih sama dengan beberapa game yang ada di luar sana. Kasarnya ia hanya sebatas FarCry dengan sentuhan zombie. Ceritanya yang didesain dengan cukup baik sayangnya tak bisa menutupi core gameplay yang sudah terlalu umum. Membuatnya tak lagi “spesial” mengingat ia menjadi salah satu game eksklusif PlayStation.

6. Generation Zero

Dibuat oleh developer terkenal tak serta merta menjadi game yang sama serunya dengan game mereka yang lain. Ini terjadi di Generation Zero buatan Avalanche Studios yang berakhir sangat mengecewakan. Game ini hanya muncul sebagai game open world first person shooter dengan NPCnya, yang tak miliki ciri khas sama sekali kecuali musuhmu adalah robot.

Di samping konsep menarik yang diusungnya, bahwa kamu harus bertahan hidup dari ancaman para robot. Generation Zero hanya miliki sekitar tiga elemen utama: rekaman audio yang kamu temui di sepanjang map, dunia tempatmu bisa menyatu dengan alam demi menghindari para robot jahanam, dan AI musuh yang tak tahu bagaimana harus bertahan dari seranganmu. Ironisnya, ia hadir dari developer yang sama dengan developer yang membuat Just Cause.

5. Wolfenstein: Young Blood

Seri Wolfenstein memang terkenal dengan kebrutalan dan ceritanya yang sarat akan politik, karakter yang menarik, dan tantangan yang sangat seru. Sayang, seri spin-offnya yang berjudul seperti judul lagu raja dangdut Indonesia tersebut jadi game paling mengecewakan di sepanjang sejarahnya. Di atas kertas, ia tak lebih dari copy-paste New Colossus dengan sedikit peningkatan dan mekanik shooting yang biasa saja. Terlebih AI-nya yang sangat bodoh membuatmu kerepotan untuk terus mengcovernya. Paksamu harus bermain bersama teman-temanmu dibanding bermain sendirian.

4. Mario Kart Tour

Mario Kart Tour mungkin adalah satu-satunya game mobile yang masuk dalam daftar ini. Alasan saya memasukkannya tak lain dan tak bukan adalah karena Mario adalah franchise utama andalan Nintendo. Perusahaan console video game yang hadir lebih dulu dibanding PlayStation. Meskipun kebanyakan kita tahu bahwa game mobile pada umumnya akan menggunakan model bisnis pay to win, namun harapan bahwa Nintendo tidak melakukannya sangat besar.

Sayangnya, Mario Kart Tour tak lebih dari game mobile biasa dengan model bisnis monetisasi yang sangat gila. Selain kamu dituntut untuk membayar ratusan ribu hanya untuk membuka Mario, Nintendo bahkan memberimu musuh AI dengan username layaknya player biasa. Beberapa hadiah yang ditawarkan juga tak menarik sama sekali dan terkesan game ini hanya untuk mengeruk uang lebih banyak dari kantongmu. Tidak, ini bukan Mario Kart.

3. Left Alive

Bernaung di bawah nama besar seperti Yoji Shinkawa dan developer ternama lain yang biasa mengerjakan judul gila, tak membuat Left Alive rampung dengan baik. Bersetting di dunia Front Mission, gamenya takkan mengajakmu untuk bertempur menggunakan wanzer raksasa, namun memaksamu mengendap-endap layaknya Solid Snake.

Game survival dengan elemen stealth ini tak miliki mekanik yang mendukung, karena pada dasarnya sistem stealth yang susah payah mereka bangun justru mengacaukannya. Animasinya yang kaku dan lambat buatmu harus berguling untuk mempercepat larimu dan menghindari serangan musuh. Ceritanya sepenjang 10 jam mudah sekali diprediksi dan terkesan dilempar begitu saja. Ia tak lebih dari Metal Gear Solid dengan bumbu Front Mission, namun dengan racikan yang buruk.

2. Anthem

Muncul dengan konsep yang menarik, Anthem sontak menjadi bahan perbincangan di kalangan para fans. Sayang, eksekusinya yang terkesan dipaksakan EA buat produk buatan BioWare tersebut tuai kritik dan kekecewaan dari para fans. Game yang bisa dibilang cukup “sepi” konten tersebut terkesan belum selesai dikerjakan. Terlebih kisahnya yang awalnya menarik menjadi biasa saja di tengah. Belum lagi bug yang masih ada hingga detik ini. Menambah daftar hitam salah satu produk terburuk BioWare setelah Mass Effect Andromeda dirilis.

1. WWE2K20

Menjadikan video game sebuah meme atau candaan di internet mungkin merupakan hal yang biasa. Namun tidak separah game gulat WWE2K20, yang sudah bisa dinobatkan menjadi rajanya game dengan meme terbanyak di tahun 2019. Hal ini terbukti dengan bugnya yang luar biasa saat pertandingan terjadi. Beberapa bug dari cutscene dan animasinya juga tak jarang muncul untuk hadirkan gelak tawa di ruang tamu maupun kamarmu. Jadikannya game adaptasi WWE terparah dan mengecewakan di tahun 2019. Kamu rela membayar kisaran $60 untuk game seperti ini?

Itulah 12 Game yang Paling Mengecewakan di Tahun 2019. Meskipun banyak dari gamenya bisa dibilang cukup bisa dihindari, namun setidaknya ini bisa menjadi pelajaran bagi para developer di luar sana untuk tidak gegabah merilis maupun meracik gamenya di tahun 2020 mendatang. Sayangnya, publisher kemungkinan akan berkata lain. Bagaimana denganmu? Apakah kamu miliki game yang paling mengecewakan tahun 2019 versimu sendiri?