[NSFW] 8 Game Jepang yang Kena Sensor di Versi Bahasa Inggris

Jepang sebagai salah satu negara pembuat game-game laris tak jarang mengeluarkan game dengan grafik ‘aduhai’. Seringnya game-game tersebut mengalami sensor ketat di versi bahasa inggris yang dipasarkan di luar wilayah Jepang seperti Amerika dan juga Eropa. Sensor tersebut tak melulu datang dari lembaga sensor seperti ESRB atau lainnya. Pihak studio tak jarang melakukan sensor terkait konten dalam game tersebut karena anggapan bahwa ada hal-hal yang kurang cocok untuk dipasarkan di barat. Baik itu yang berhubungan dengan nudity ataupun hal lain seperti kepercayaan dan juga kekerasan.

Kali ini Gamebrott akan membahas 8 judul game yang mengalami sensor di versi bahasa inggris namun di game aslinya, yaitu Jepang, tidak terkena sensor sama sekali.

Daftar isi

1. Monster Monpiece

Ini merupakan duel card game milik developer Idea Factory. Layaknya dual card game lain, untuk memenangkan permainan di Monster Monpiece pemain harus melakukan beberapa strategi khusus dengan kartu-kartu yang dimiliki.

Uniknya, pemain harus ‘menggosok’ bagian-bagian tubuh karakter dalam game ketika melakukan upgrade kartu. Ini nantinya mempengaruhi upgrade yang didapat. Semakin banyak titik vital yang digosok, upgrade yang didapat pun semakin bagus.

Game ini nampaknya memang ditujukan untuk kalangan tertentu yang menginginkan konten-konten vulgar. Hal ini terbukti dari desain para karakter yang cukup berani. Untuk itulah game ini mendapatkan sensor ketika memasuki pasar Amerika. Jika di versi Jepang pakaian si karakter bisa terbuka ketika upgrade kartu, di versi luar Jepang hal itu tidak terjadi.

2. Final Fantasy VI

Selanjutnya, game laris Final Fantasy VI (FFVI) yang mendapat sensor di versi bahasa inggris. Pada saat game ini rilis di Amerika, banyak perubahan dilakukan karena beberapa konten dianggap tak lulus sensor. Ini terkait dengan peraturan ketat milik Nintendo. Kemudian yang terjadi adalah beberapa karakter mengalami perubahan seperti yang terjadi pada Kefka, The Goddess, Power, Magic, Siren, Alluring, Rider, Lakshmi, Chadarnook, dan juga Lady.

3. Yu-Gi-Oh! Duel Link

Percaya atau tidak, tapi jawabannya adalah iya. Yu-Gi-Oh Duel Link mengalami sensor di versi bahasa inggris. Banyak kartu yang mengalami perubahan dari versi aslinya seperti kartu andalan Mai Valentine, Harper Ladies.

4. Bravely Default

Bravely Default adalah game milik developer Square Enix. Pada saat game ini diumumkan pertama kali, fans game RPG di berbagai penjuru dunia memberi sambutan positif. Awalnya Square Enix tidak ingin memasarkan game ini di luar Jepang, akan tetapi Nintendo akhirnya ikut campur tangan dan game ini dipasarkan keluar Jepang.

Beberapa karakter mengalami perubahan di versi berbahasa inggris karena di versi aslinya karakter-karakter tersebut memiliki desain yang cukup vulgar. Selain itu seluruh karakter yang berusia di bawah 18 tahun pun diubah menjadi ‘cukup-umur’.

5. Street Fighter V

Beberapa karakter perempuan dalam Street Fighter V memang menggunakan pakaian yang sangat minim dan seksi. Mungkin ini untuk kepentingan bertarung agar tak terlalu sulit bergerak. Apapun alasan dibalik desain tersebut, pastinya terdapat perbedaan di versi bahasa inggris dan Jepang. Perbedaan ini bukan berupa desain yang diubah, namun lebih pada perbedaan angle kamera. Untuk lebih jelasnya perhatikan video di bawah ini.

6. Tekken 3

Selain Street Fighter, fighting game lain yaitu Tekken 3 juga mengalami sensor ketika keluar dari Jepang. Sensor ini terjadi di akhir game. Pada saat game telah usai ada potongan video dimana Anna dan Nina sedang bersantai di tepi pantai. DI versi Jepang, ketika segerombolan pria menghampiri mereka Anna meladeni dan asik berjoged bersama. Nina yang merasa terganggu kemudian melepas bra Anna dari belakang. Sedangkan di versi bahasa inggris adegan tersebut tidak terjadi.

7. Xenoblade Chronicles X

Xenoblade Chronicles X adalah game JRPG lain yang juga mengalami beberapa perubahan dari versi aslinya karena banyaknya konten berbau seksual. Salah satu karakter yang berusia 13 tahun diubah menjadi 15 tahun. Selain itu pakaian yang dikenakan pun sedikit berbeda. Nintendo mengatakan bahwa perubahan yang terjadi sebenarnya bukan sensor. Akan tetapi merupakan penyesuaian yang dilakukan pihak studio karena menganggap konten tersebut kurang pas untuk pasar di luar jepang.

8. Final Fight

Pada saat Capcom mempersiapkan game beat ’em-up Final Fight untuk Super Nintendo, mereka kebingungan karena terdapat dua musuh berkelamin perempuan. Mereka takut hal ini nantinya mendapat banyak protes karena tokoh utama mayoritas pria. Akhirnya mereka memiliki jalan keluar dan mengubah Poison dan Roxy yang dalam versi berbahasa jepang berkelamin perempuan, di versi berbahasa inggris mereka adalah transgender.

Itulah 8 game yang terkena sensor dan mengalami perubahan dari versi aslinya. Kamu sudah memainkan yang mana? Tulis pendapatmu di kolom komentar.