Bagaimana Nasib Tim Ad Hoc PBSI Usai Olimpiade 2024-
Bulutangkis Indonesia gagal memenuhi ekspektasi di Olimpiade 2024 setelah pulang dengan 1 keping perunggu saja. Lantas bagaimana nasib Tim Ad Hoc Olimpiade bentukan PBSI?
Jelang Olimpiade 2024, PBSI berinisiatif menambah persiapan dengan membentuk tim Ad Hoc Olimpiade pada Januari 2024. Tujuannya selain meloloskan atlet sebanyak mungkin ke Olimpiade, juga mempersiapkan menuju multievent itu sendiri.
Pada prosesnya, Ad Hoc sudah berupaya maksimal mempersiapkan atlet lewat penyediaan psikolog, ahli gizi, dan fisioterapi. Juga ada keterlibatan sosok-sosok seperti Greysia Polii hingga Taufik Hidayat. Tapi bulutangkis Indonesia tetap tidak kuasa berkibar paling tinggi di Olimpiade 2024.
Baca juga: Bulutangkis RI Gagal Emas, Tim Ad Hoc PBSI Tunjuk Kendala Nonteknis |
Hasil paling baik yang dipersembahkan bulutangkis ialah medali perunggu dari Gregoria Mariska Tunjung. Andalan tunggal putri Indonesia itu mendapatkannya setelah Carolina Marin mundur di semifinal melawan He Bing Jiao. Atlet Spanyol itu memutuskan muundur karena cedera. He Bing Jiao otomatis ke final dan Gregoria lantas meraih perunggu.
Kini, Olimpiade Paris 2024 menyisakan satu hari sebelum benar-benar pelaksanaannya resmi ditutup pada hari Minggu (11/8) besok. Lantas bagaimana langkah Tim Ad Hoc PBSI selanjutnya?
“Iya, ini kita tim ad Hoc tugasnya setelah ini merekomendasikan kepada pengurus PBSI. Hasil-hasilnya seperti apa? rekomendasi kami seperti apa?” kata juru bicara Tim Ad Hoc Olimpiade, Yuni Kartika, saat ditemui pewarta di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Baca juga: Selamat Datang, Gregoria! Berkatmu, Tradisi Medali Bulutangkis Terjaga |
“Jika ditanya sebaiknya (Tim Ad Hoc) diteruskan apa tidak? Pastinya harus diteruskan. Karena ini menurutku pattern yang positif ya, walaupun secara waktu mepet begitu,” tuturnya.
“Tapi kan setelah adanya Munas pengurus baru ya, rekomendasi akan kami sampaikan. Jadi tergantung pengurusnya akan melanjutkannya seperti apa, tapi kalau rekomendasi kami sudah pasti seharusnya ini pattern yang baik untuk diteruskan,” ucap legenda hidup bulutangkis tersebut.
Berkaitan dengan itu, Yuni menyoroti adanya PR besar bulutangkis menuju Olimpiade 2028. Selain harus mengembalikan kejayaan bulutangkis di Olimpiade seperti dulu, PBSI harus langsung bergerak cepat menyiapkan regenerasi untuk Los Angeles 2028 usai hasil yang dituai di Olimpiade 2024.
Baca juga: Tim Ad Hoc PBSI: Perunggu Gregoria Jadi Angin Segar Tunggal Putri RI |
“Ya idealnya (pembentukan tim Ad Hoc) dari sekarang, dari sekarang sudah mulai dilakukan. Sebab, 2028 pemainnya mungkin saja bukan yang ini,” katanya.
“Maksudnya, ada faktor-faktor umur yang mungkin enggak sampai di 2028, justru itu menjadi PR yang lebih besar lagi, untuk kita mencari nih mediokernya yang mana, yang akan kita taruh di 2028 secara realistis umurnya dan juga pencapaiannya.”
“Iya, rekomendasi pasti. Yang pasti adalah masukan kami seperti apa melihat hasil dari Olimpiade ini dan tentu saja tim ini akan direkomendasikan untuk tetap ada atau diteruskan,” ucap Yuni mempertegas.